April 09, 2010

Pernahkah...?

Pernahkah...?



"Menjalani hidup bukanlah seperti membalikkan telapak tangan" pepetah tersebut sering kali bahkan selalu kita dengar.


Tapi...


Pernahkah tersirat dalam pikiran kita bahwa hidup kita akan berharga jika kita mau dan mampu untuk menghargainya...?


Pernahkah kita membayangkan akan seperti apa hidup kita jika disia-siakan tanpa melakukan sesuatu yang berarti?


Pernahkah kita benar-benar menghargai hidup walau hanya sehari hari saja?






Suatu hari ada seseorang yang bertanya kepada saya dan pertanyaan itu membuat saya terdiam sejenak untuk berpikir dan bertanya pada diri saya sendiri. "Seberapa jauh engkau menghargai kehidupanmu?" itulah pertanyaan yang dilontarkan kepada saya. Saya terdiam dan berpikir, kemudian membalikkan pertanyaan tersebut kepada diri saya sendiri. Sejenak saya diam dan akhirnya menjawab pertanyaan tersebut dengan sedikit ragu.


"Saya sangat menghargai kehidupan saya", cetus saya.


Namun saya sendiri ragu dengan jawaban saya tersebut.


Sentak berapa lama kemudian, orang tersebut lanjut memberikan pertanyaan kepada saya. "Bagaimana cara kamu untuk menghargai hidupmu?", tanyanya.


Diam... Bingung...


Saya tersenyum dan berkata "saya menghargai hidup dengan melakukan hal-hal terbaik yang dapat saya lakukan. Saya berusaha memanfaatkan waktu dengan hal-hal berguna dan tidak mau membuang kesempatan yang diberikan kepada saya."


Tapi... apa tanggapan orang tersebut, dia hanya tersenyum dan berkata "hanya itukah? Itu tidak bisa dikatakan sebagai satu bentuk penghargaan atas hidup."


Lanjutnya, "seharusnya kamu memahami dulu seperti apa hidupmu itu. Memahami dengan mencari tahu apa yang menjadi tujuan hidupmu. Kemudian baru kamu dapat melakukan hal-hal terbaik yang dapat mendukung tujuan hidupmu itu" lanjutnya dengan melambaikan tangan sambil berbalik dan pergi meninggalkan dengan penuh tanya.


Sekian menit saya hanya diam dan memikirkan apa yang orang itu katakan. Kemudian saya merasa malu dengan diri saya sendiri.


Ternyata saya belum dapat menghargai kehidupan ini. Saya hanya selalu mengandalkan ego dan nafsu dalam menjalani hidup ini tanpa memahami kehidupan saya sendiri.


Banyak sekali hal-hal yang saya paksakan dalam hidup ini tanpa pernah berpikir apakah hal tersebut sesuai dengan tujuan hidup saya.


Saya masih harus melakukan banyak sekali hal untuk dapat mengetahui tujuan hidup saya. Kemudian melakukan hal-hal terbaik tanpa mengandalkan ego dan nafsu untuk dapat menghargai kehidupan ini.


Pernahkah kita berpikir untuk melakukan hal_hal tersebut?


Mampukah kita untuk melakukan hal-hal terbaik demi menghargai kehidupan ini?


Mampukah kita untuk meninggalkan ego dan nafsu kita dalam melakukan hal-hal yang kita anggap terbaik bagi hidup kita?



Pernahkah kita memberikan waktu sehari untuk dapat memikirkan hal-hal terbaik apa yang dapat kita lakukan dalam hidup ini?



Tapi semua itu belum cukup....


Hal-hal terbaik sudah kita lakukan...



Untuk siapa kita melakukan itu?


Diri sendiri?




Salah besar....




Apa yang kita lakukan dalam hidup ini... sebaiknya juga dapat memberikan pengaruh baik bagi kehidupan orang lain.





Hal tersebut akan mampu membantu kita untuk dapat lebih mengenal makna dan tujuan dari kehidupan kita.


Hal itu akan jauh lebih menghargai kehidupan kita.



Hal itu akan memberikan pengaruh besar dalam kehidupan kita....






Pernahkah kita berpikir untuk mencoba melakukannya...?

June 13, 2009

Photo Contest

Dalam rangka memeriahkan dan mendokumentasikan event Pemilihan Umum Presiden dihadirkan sebuah kompetisi fotografi dengan tema “Jepret Pesta Demokrasi, Sukseskan PILPRES 2009”, sebuah kompetisi yang memberikan kesempatan bagi para fotografer untuk berlomba menampilkan karya terbaiknya.


Peserta Lomba
1. Peserta lomba adalah Warga Negara Indonesia (WNI) yang berdomisili di seluruh Wilayah Kesatuan Republik Indonesia.
2. Peserta wajib mendaftarkan dirinya di PasarKreasi.com dengan menggunakan nama asli sesuai dengan KTP/Identitas resmi yang berlaku di Indonesia.
3. Peserta yang mengirimkan foto dengan nama orang lain akan dikenakan sanksi diskualifikasi dan tidak dapat menjadi juara. Sanksi tersebut bisa dijatuhkan ke peserta lomba foto tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.


Hadiah
Kompetisi ini memperebutkan hadiah sebagai berikut:
• Juara 1 : Rp. 4.500.000,-
• Juara 2 : Rp. 2.500.000,-
• Juara 3 : Rp. 1.500.000,-
• Juara Harapan 1 : Rp. 1.000.000,-
• Juara Harapan 2 : Rp. 500.000,-

Dewan Juri

• Arbain Rambey
• Budhi Ipoeng
• Komunitas FOTO135
• Tim PasarKreasi.Com

Waktu Perlombaan

• Penerimaan/Upload foto : 12 Mei 2009 s/d 12 Juli 2009
• Batas akhir penerimaan upload foto : 12 Juli 2009 pukul 20:59:59 WIB
• Penjurian foto : 12 Juli 2009 s/d 23 Juli 2009
• Penentuan Pemenang : 24 Juli 2009
• Pengumuman Pemenang : 29 Juli 2009


Tata Cara Perlombaan

Foto untuk lomba dikirim online via www.pasarkreasi.com

Tata Cara Sign-up dan Upload Foto
Peserta lomba adalah anggota situs pasarkreasi.com. Bagi peserta yang belum menjadi anggota silakan untuk mendaftar terlebih dahulu di alamat: http://www.pasarkreasi.com/member/daftar
File foto yang diupload wajib diberi nama dengan mengikuti format: nama lengkap_judul foto.jpg.
Foto yang diupload wajib diberi cerita singkat tentang latar belakang foto tersebut. Informasi yang wajib dicantumkan adalah pada deskripsi foto adalah: Cerita Singkat Foto, Hari – tanggal dan lokasi pengambilan foto.
Mekanisme upload foto mengikuti aturan mekanisme di pasarkreasi.com


Syarat dan Ketentuan
Obyek Foto
1. Seluruh obyek yang berkaitan dengan pesta demokrasi dalam tahapan pemilihan Presiden 2009 selama periode lomba. Obyek foto yang dihasilkan bisa langsung berkaitan dengan tema lomba ataupun bersifat simbolik dan tidak boleh mendeskreditkan/ menjelekkan/ menghina kandidat atau semua hal yang terkait dengan kandidat presiden.
2. Foto harus sesuai dengan norma-norma dan peraturan yang berlaku di masyarakat.
3. Tidak boleh mengandung unsur SARA dan politik serta tidak melanggar hukum negara Indonesia.
4. Harus melambangkan atau terkait dengan suasana event terkait.
5. Obyek foto yang diupload oleh kreator adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab kreator dan pihak Telkom serta pasarkreasi.com dibebaskan dari segala jenis tuntutan.

Foto yang diperlombakan
1. Media foto adalah digital.
2. Warna foto adalah bebas.
3. Foto merupakan hasil karya selama 1 Mei - 12 Juli 2009 .
4. Tidak diperkenankan mencantumkan unsur non fotografis pada foto, misalkan tanda tangan, frame digital, dan atau gambar dalam bentuk apapun.
5. Olah digital diperkenankan sebatas kamar gelap (Contras, Hue, Cropping, Dodging, Burning, Saturation, Level, Curve, Noise Reduction/Dust Removing).
6. Montase foto tidak diperkenankan dan data EXIF harus tetap terjaga/tidak ada pengubahan data-data vital pada foto.
7. Format foto mengikuti aturan di Pasarkreasi.com
8. Seluruh konten yang ada di dalam hasil foto merupakan tanggung jawab dari fotografer, termasuk di dalamnya apabila menggunakan model dan/atau properti lainnya. Panitia lomba bebas dari tuntutan pemilik properti dan/atau model yang disertakan dalam lomba foto.
9. Foto belum pernah dipublikasikan di media apapun dan atau belum pernah memenangkan kontes lomba foto.

Info Tambahan
1. Pihak PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk berhak menggunakan foto-foto pemenang untuk kepentingan promosi dan publikasi PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk terhitung sejak tanggal pengumuman pemenang ( 29 Juli 2009).
2. Pemenang Kontes Foto wajib menyerahkan foto copy identitas diri resmi (KTP/SIM/Paspor) yang masih berlaku dan wajib menyerahkan foto asli dalam format digital (*.jpg) pada saat penyerahan hadiah, dengan ketentuan teknis adalah Sisi terpendek minimum 2500 pixel dan Format JPG kualitas maksimum.
3. Hak Publikasi / Hak Pakai foto kontes ini ada pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk terhitung sejak tanggal pengumuman pemenang tanpa biaya tambahan selama 1 (Satu) Tahun, tetapi Hak cipta foto tetap melekat pada fotografer.
4. Peserta menyatakan tunduk pada seluruh ketentuan yang berlaku dalam foto lomba ini.
5. Keputusan Juri bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.

May 29, 2009

PERLINDUNGAN WARGA NEGARA INDONESIA



















Satu waktu saya melihat beberapa orang pria yang berbeda usia, ada yang masih berusia muda dan ada yang berusia paruh baya. Mereka ada sekitar lima orang dan sedang bekerja dibelakang asrama tempat tinggal saya. Di mana belakang asrama saya merupakan sirkuit balap dengan standar internasional yang baru beberapa bulan dibangun di Indonesia. Kelima pria tadi sedang bekerja untuk menggali tanah dan menimbunnya dibagian pinggir sirkuit yang tergenang air sehingga membentuk kolam. Bukan hanya itu, kelima pria tadi juga membersihkan ilalang dan rumput-rumput liar yang tumbuh disekitar sirkuit. Dapat kita bayangkan bagaimana mereka harus bekerja keras untuk dapat menyambung kehidupan mereka? Apakah kita sanggup untuk melakukan hal yang sama dengan kelima pria tersebut?


Ketika saya menyaksikan pemandangan tersebut, hati saya langsung terenyuh dan merasakan kekecewaan yang teramat luar biasa terhadap negara ini. Otak dan hati saya langsung bereaksi bersamaan, karena kekecewaan yang teramat luar biasa. Saya tidak habis pikir dengan sikap pemerintah Indonesia yang tidak menghiraukan kesejahteraan warga negaranya. Negara yang dapat dikategorikan kaya (dilihat dari sumber kekayaan dan devisa negara) tidak memperdulikan kehidupan warga negaranya. Sampai saat ini pun otak dan hati saya masih tidak dapat menerima hal tersebut.


Kita semua tahu bahwa dalam UUD 1945 pasal 27 ayat 2 disebutkan bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” dan pasal 34 mengatakan bahwa “Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara”. Hal ini sangat jelas disebutkan bahwa negara (dalam hal ini pemerintah) memiliki tanggung jawab atas kelayakan hidup dan pemeliharaan bagi setiap warga negaranya (khususnya fakir miskin dan anak-anak terlantar). Namun apa yang terjadi di negara kita tidaklah demikian. Pemerintah tidak pernah memperhatikan kehidupan warga negaranya. Pemerintah hanya bisa memberikan janji-janji manis kepada warganya tanpa pernah melaksanakan setiap janji manis yang mereka berikan.


Kita bisa membandingkan bagaimana keadaan Indonesia dan Singapura, khususnya mengenai kesejahteraan hidup warga negara. Kesejahteraan warga negara di Singapura sangat jauh lebih baik dari yang ada di Indonesia. Mengapa bisa demikian? Singapura hanyalah negara kecil yang memiliki luas 699 km2 (http://ruangirna.blogspot.com/2008/06/berapa-luas-singapura.html), sedangkan Indonesia memiliki luas daratan 1.904.569 km2 (http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia), namun keadaan Singapura sangat jauh lebih baik dari Indonesia. Pulau Bali pun masih jauh lebih luas dari Singapura (5.633 km2) (http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2003/7/16/op4.htm), tapi tetap saja di Indonesia fakir miskin dan anak-anak terlantar tidak dipelihara oleh negara.


Saat ini yang harus kita pertanyakan dan tagih dari pemerintah adalah mana bukti dari setiap janji-janji manis mereka. Pemerintah hanya memperkaya diri mereka sendiri dengan pandai menipu setiap warga negaranya. Pemerintah hanya mampu menjual janji-janji manis kepada setiap warga negaranya, apalagi ketika menjelang Pemilu. Kita bisa melihat keadaan di Indonesia belakangan ini, mulai dari musim Pemilu Caleg sampai Pemilu Presiden bulan Juli yang akan datang. Berapa banyak janji-janji manis yang sudah dijual oleh setiap orang yang ingin masuk ke jajaran pemerintahan?
Setiap pergantian tampuk pemerintahan, pasti banyak sekali janji-janji manis yang terjual dan sangat menipu warga. Setiap warga negara Indonesia harusnya dapat berpikir dan bertindak lebih kritis terhadap masalah ini. Ini merupakan masalah serius yang dari dulu dihadapi oleh setiap warga negara Indonesia. Apa kita tidak malu dengan keadaan negara kita ini?